Rabu, 26 Desember 2012

Kualitas Lingkungan



Kualitas Lingkungan
Pengaruh pencemar lingkungan diukur dengan perubahan kualitas lingkungan, Kualitas lingkungan ditetapkan pada suatu periode dan tempat tertentu.Kualitas adalah suatu lingkungan timbul interaksi baru antara satu kegiatan atau lebih dengan satu atau lebnumerik yang ditetapkan berdasarkan situasidan kondisi tertentu dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi lingkungan.Kualitas  lingkungan mengalami perubahan pada suatu periode tertentu sesuai dengan interaksi komponen lingkungan.
Perlunya penetapan kualitas lingkungan adalah salah satu upaya untuk memantau kondisi lingkungan dan perubahannya akibat suatu kegiatan baru. Nilai kualitas ini berkaitan erat dengan kualitas limbah, Kualitas lingkungan diukur dari berbagai komponen yang ada dalam lingkungan, termasuk toleransinya
Salah satu dampak negatif dari keberadaan industri adalah terjadinya kerusakan lingkungan. Industri memberikan dampak yang luar biasa terhadap kerusakan lingkungan yang  ada disekitarnya. Jenis industri yang paling berdampak bagi kerusakan lingkungan adalah industri ekstraktif.
Industri ekstraktif adalah industri yang bergerak di bidang pengelolaan sumber daya alam, seperti industri pertambangan dan industri pengeboran minyak. Menurut koordinator Jaringan Advokasi Tambang  Indonesia (Jatam),  Industri pertambangan sering kali membuat kerusakan lingkungan. Mulai dari hilangnya kawasan hutan hingga menyebabkan pencemaran lingkungan.
Salah satu contoh adanya kerusakan lingkungan oleh industri adalah pembuangan limbah industri-industri di Surabaya ke sungai berdampak pada kehidupan masyarakat. Akibat sungai yang telah tercemari limbah pabrik, maka kualitas air sumur masyarakat menjadi jelek. Hal ini membuat masyarakat sering terkena penyakit kulit bila mandi dengan air yang berasal dari sumur tersebut.Contoh lain adalah peristiwa lumpur lapindo dan pencemaran di TelukBuyat.
Kerusakan lingkungan akibat industri adalah hal yang harus segera ditanggulangi, sebab kelangsungan lingkungan hidup memiliki dampak signifikan bagi kelansungan hidup manusia itu sendiri. Oleh karena itu pengelolaan industri harus diimbangi dengan pengelolaan lingkungan hidup, agar permasalahan kerusakan lingkungan oleh industri tidak terjadi lagi


Pengaruh lama pemanasan santan terhadap pembentukan asam lemak



Pengaruh lama pemanasan santan terhadap pembentukan asam lemak
bebasTanaman kelapa banyak sekali ditemui di kepulauan nusantara  dan hampir sebagian tanaman ini di manfaatkan oleh banyak orang akan tetapi yang mempunyai nilai ekonomis penting adalah buah nya
daging dari buah kelapa yang masih segar dapat dibuat santan,santan itu sendiri mengandung minyak,protein,karbohidrat,garam mineral,vitamin dan air.
Menurut penelitian pembuatan pada minyak kelapa  berlangsung proses hidrolisis,dengan kandungan asam lemak  bebas 0,355% dengan jenis asam lemak bebas yang terbanyak adalah larutan 48,94% dan miristat 18,84%. Hal ini mudah di pahami karena suhu optimum aktivitas lipase adalah 30-40 derajat Celcius
Metode yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan tiga kali ulangan
dengan bahan santan yang di peroleh dari memarut daging kelapa  kemudian di campurkan air secukupnya,kemudian santan dipanaskan dalam suhu 37 derajat dengan lama pemanasan yang berpariasi yaitu antara 2,4,6,8, atau 12 jam
lalu minyak yang diperoleh di analisis asam lemak bebas nya dengan cara dicampur dengan 70ml etil eter,70ml petrorium eter  dan 20ml  etil alkohol kemudian campuran tersebut di kocok selama 30 detik, lalu setelah itu asam lemak yang terbentuk di esterkan menggunakan metode pelick dan mahadevan kemudian minyak juga di uji inderawi multiple comparison difference test(IMCDT). dan Pada cara ini minyak di ujikan  pada sempel yang mana terbentuk bau minyak
lalu panelis pun diminta juga untuk mencatat dan meneliti kadar pada bau minyak nya yang telah terkandung dengan campuran-campuran nya
  1. KANDUNGAN ASAM LEMAK BEBAS
    santan dipanaskan dalam suhu 39 derajat dalam waktu 2,6, atau 8 jam setelah dipanaskan 8jam kandungan asam bebas nya meningkat 0,222% dan kandungan asam nya akan terus meningkat sesuai dengan tempat dan berapa lama waktu kadar asam bebas nya  dipanaskan
  2.  HASIL PENGUJIAN INDERAWI
    pengujian ini menunjukan bahwa bau minyak  terbentuk seperti pada minyak kelapa khas tradisional
    dari hasil kuantitatif  pemanasan santan 10,12, dan 14 jam kandungan asam lemak masing-masing adalah 0,315%
    hasil ini menerangkan bahwa bau khas  akan timbul setelah kandugan asam lemak bebas  0,300% atau lebih

  1. JENIS ASAM LEMAK BEBAS
    jenis asam lemak pada pembahasan kali ini ditentukan pada waktu retensi setelah dibandingkan dengan asam lemak standar.
    Bahwa asam lemak pada minyak yang dipanaskan dalam suhu 37 derajat semuanya hampir sama 
    dan kandungan asam lemak bebas yang terbesar adalah asam laurat kemudian miristat
  2. ANALISIS HEADSPACE MENGGUNAKAN KOLUM KAPILER
    pada percobaan ini mendapatkan hasil yang tidak begitu jelas dan hanya menunjukan 1 puncak
    hasil analisis pada minyak tetap menunjukan  bahwa asam laurat terbesar pada semua tingkat pemanasan .
    kesimpulan: kandungan asam lemak bebas pada minyak di pengaruhi oleh waktu dan suhu, semakin lama kandungan asam lemak bebasnya maka akan menjadi semakin banyak . pada santan yang di panaskan dalam suhu 37 derajat celcius kandungan asam lemak nya semakin tinggi di bandingkan santan yang dibiarkan pada suhu kamar walaupun perbedaan suhu nya kecil,
    sampai akhir percobaan 14 jam kandungan asam lemak bebas pada santan tanpa pemanasan  adalah 0,325% sedangkan yang disertai pemanasan adalah 0,375%.

Uji Aktivitas Bakteri Resisten Terhadap Chromium (VI) Yang Diisolasi Dari Limbah Penyamakan Kulit



“Uji Aktivitas Bakteri Resisten Terhadap Chromium (VI) Yang Diisolasi Dari Limbah Penyamakan Kulit”
  Bakteri yang mampu hidup pada lingkungan yang mengandung krom menghasilkan kromat reduktase.
  Bakteri penghasil kromat reduktase mempunyai potensi untuk mendetoksifikasi krom hexavalen.
  Kemampuan tumbuh bakteri krom dan aktivitas enzimnya dipengaruhi oleh faktor mereduksi K2CrO4.
  Kromat berguna untuk industri penyamakan kulit,electroplating,pembuatan logam anti karat,pembuatan pestisida,oksidan,katalis,pengolahan kayu dan sebagainya.
  Industri krom dapat menghasilkan limbah, karena bersifat toksik. Toksik ini dapat mempengaruhi kerja enzim berupa peningkatan maupun penurunan.
  Bakteri yang dapat mereduksi toksik krom,yaitu :
1.Jenis bakteri bacillus QCL-2
2.Bakteri speudomonas ambigua
  Kedua bakteri tersebut dapat mereduksi Cr(VI) menjadi Cr(III)
  Struktur ion krom yang sama dengan ion sulfat,ion selenat dan ion molibdat dapat menyebabkan kemampuan bakteri untuk menyerap ion dari lingkungan dengan terbatas.
  Mekanisme penting resistensi terhadap kromium ada 2 cara, yaitu :
1.Dengan mereduksi Cr(VI) menjadi Cr(III)
2.Dengan mengurangi penyerapan kromat yang ditentukan oleh plasmid dalam sel yang resisten
  Bakteri dalam merespon kondisi lingkungan yang mengandung toksik seperti ion-ion logam berat melakukan mekanisme pertahanan diri/detoksifikasi agar tetap hidup.
  Mekanisme detoksifikasi bekteri ada 3, yaitu :
1.Pencegahan masuknya ion logam
2.Mengeluarkan kembali ion logam
3.Mengikat ion logam yang masuk kedalam sel
  Detoksifikikasi dapat berupa sisntesis protein khusus maupun ektrapolimer khusus.
  Kesimpulan :
    Bakteri yang dapat mereduksi toksik yaitu bakteri yang memiliki krom tinggi dan dapat mereduksi Cr(VI) menjadi Cr(III)

Pelumas/Oli Bekas Bisa Dikelola, Asal Tau Caranya






Pelumas/Oli Bekas Bisa Dikelola, Asal Tau Caranya
           
Kendaraan di dunia saat ini jumlahnya kian meningkat, dan nampaknya sudah tidak bisa dihitung lagi pake jari pastinya. (ya iya lah, anak orok juga tau hehe). Ngomong-ngomong masalah kendaraan, berkaitan erat dengan yang namanya oli bekas. Betul apa betul ?? Ada sebuah penelitian menunjukkan bahwa ternyata hampir lebih dari 30,3 miliar liter oli bekas dihasilkan setiap tahunnya oleh kendaraan di seluruh dunia. Sebagian didaur ulang menjadi oli baru dan sisanya dibakar dalam tungku panas yang tidak seluruhnya proses tersebut aman bagi lingkungan.
Saat ini di negara maju sudah ada daur ulang oli bekas menjadi oli yang bisa digunakan kembali, dan tentunya bisa didaur ulang secara terus menerus. Oli bekas akan melewati proses penyulingan yang sama seperti minyak yang diekstrak dari sumur pengeboran di tambang minyak. Oli mesin baru yang terbuat dari oli daur ulang memenuhi standar industri yang digunakan dalam industri minyak pelumas ini.
Hebatnya lagi menurut American Petroleum Institute, minyak/oli yang telah disuling ulang dengan kualitas tinggi, dapat menghasilkan Virgin Oil, seperti coconut oil yang pernah booming di Indonesia. Informasi dari Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (USA Environmental Protection Agency)menyatakan bahwa memperbaiki kembali minyak yang digunakan hanya membutuhkan sekitar sepertiga energi penyulingan minyak mentah untuk kualitas pelumas.
Pelumas / oli bekas sangat bisa diolah, didaur ulang bahkan dimanfaatkan lagi asal tahu caranya. Proses pengolahan dan daur ulang oli bekas terbilang simple dan tidak begitu sulit.
ada 3 tahapan dalam Proses Pengolahan Oli Bekas, yakni :
Tahap pertama merupakan pemisahan air dari oli bekas, proses ini menghasilkan limbah air yang berasal dari campuran oli bekas.
Tahap kedua memisahkan kotoran dan aditif nya (penambahan bahan kimia).
Tahap ketiga dilakukan untuk perbaikan warna, mengasilkan bahan dasar pelumas (bdp) dan limbah lempung. Yang terakhir mengolah bahan dasar menjadi pelumas atau disebut juga dengan blending.
Proses Daur Ulang oli Bekas juga ada 3 tahapan, yakni :
Cara pertama, daur ulang oli bekas menggunakan asam kuat untuk memisahkan kotoran dan aditif dalam oli bekas. kemudian dilakukan pemucatan dengan lempung. Produk yang dihasilkan bersifat asam dan tidak memenuhi syarat.
Cara kedua, campuran pelarut alkohol dan keton digunakan untuk memisahkan kotoran dan aditif dalam oli bekas. Campuran pelarut dan pelumas bekas yang telah dipisahkan di fraksionasi untuk memisahkan kembali pelarut dari oli bekas. Kemudian dilakukan proses pemucatan dan proses blending serta reformulasi untuk menghaasilkan pelumas siap pakai.

Cara ketiga. pada tahap awal digunakan senyawa fosfat dan selanjutnya dilakukan proses perkolasi dan dengan lempung serta dikuti proses hidrogenasi.
Saat ini, ternyata ada sebuah penelitian dari Universitas Cambridge mengumumkan bahwa dengan menggunakan gelombang microwave, limbah oli bekas jugadapat diubah menjadi bahan bakar kendaraan. Para ilmuwan telah menggunakan proses yang disebut pyrolysis untuk mendaur ulang oli dengan metode berbeda.
Minyak yang dipanaskan pada suhu tinggi dalam ketidakadaan oksigen menyebabkan oli terpecah menjadi beberapa campuran gas, cairan, dan meterial padat. Gas-gas dan cairan dapat diubah menjadi bahan bakar. Ilmuwan di Cambrige menyatakan bahwa proses pyrolysis tradisional tidak dapat memanaskan oli secara merata sehingga proses perubahan menjadi bahan bakar sangat sulit dan tidak praktis.
Untuk mengatasi hal itu para ilmuwan tersebut menambah material penyerap gelombang microwave dalam sampel limbah oli sebelum melakukan proses pyrolysis yang kali ini memanfaatkan gelombang microwave.
Penambahan material tersebut ternyata membuat limbah oli menjadi panas secara merata yang membuat hampir 90% limbah oli dengan mudah diubah ke dalam sebuah campuran bensin dan solar konvensional. Alhasil oli bekas bisa dirubah menjadi bahan bakar.
So, sekarang kita sekarang tahu betapa penting kita mengelola oli/pelumas  bekas supaya tidak dibuang di sembarang tempat dan sebisa mungkin bisa didaur ulang oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan begitu, dengan daur ulang oli/pelumas bekas setidaknya akan mengurangi kebutuhan akan minyak mentah dunia yang meningkat sehingga akan berdampak baik juga bagi lingkungan kita.

Sumber :